SEGMENTASI untuk PENETRASI (SERIAL MIND SHARE #1)

Sobat Pengusaha yang diridlai Allah SWT. Pelajaran selanjutnya yang dapat kita ambil adalah tentang ber-bisnis cermat, dimana kita dapat melakukan MIND SHARE untuk mendapatkan MARKET SHARE dan HEART SHARE. Kata – kata ini seringkali kita dengar dari berbagai media, apalagi kata-kata ini sering dilontarkan juga oleh para pakar marketing. Tapi kali ini kita akan belajar langsung dari maestro marketing-nya langsung, yaitu Rasulullah SAW. Sebelumnya penulis akan membagi beberapa point penting dalam hal MIND SHARE yang terdiri dari Segmentation, Targeting dan Positioning. Yang akan dibahas satu per satu dengan rinci.

Setelah penaklukan Kota Makkah dalam Musnad Ahmad dikisahkan, Pada saat Rasulullah melakukan kunjungan dalam rangka proses Bisnis ke Bahrain yang terletak di salah satu bagian timur Semenanjung Arabia, seseorang yang bernama Abdul Qais dating menemui Rasulullah SAW. Singkat kata, dalam pertemuan itu beliau meminta Abdul Qais untuk memanggil dan memberitahukan mereka yang bernama Al-Ashajj. Ketika Al-Ashajj menghadap, Rasulullah SAW mengajukan berbagai macam pertanyaan tentang penduduk dan berbagai urusan mereka mulai dari cara makan dan minum, dsb. Secara khusus, beliau menyebutkan nama-nama Sofa, Mushaqqar, Hijar (menurut geografi kuno, ketiga kota ini berada di Bahrain). Al-Ashajj sangat terkesan dengan pengetahuan luas yang dimiliki oleh Rasulullah SAW tentang negeri tersebut. Sehingga Al-Ashajj mengatakan, “Ayah dan Ibuku akan berkorban demi Anda karena Anda lebih tahu banyak tentang negeriku disbanding aku sendiri dan anda mengetahui nama-nama kota lebih banyak di negeri kami daripada yang kami ketahui”. Dan Rasulullah SAW pun berkata, “Saya memiliki banyak kesempatan untuk melakukan perjalanan di negeri Anda dan di sana saya menemukan keramahtamahan yang sangat besar terhadap saya”.

Dari sini sangat jelaslah bahwa Rasulullah telah berkali-kali mengunjungi Bahrain untuk perjalanan bisnis ke pasar Mushaqqar dan sekitarnya. Beliau telah melakukan segmentasi pasar berdasarkan factor geografis, demografis, dan psikologis. Pasar inilah yang kemudian di bidik oleh Rasulullah SAW. Beliau mampu melihat segmen pasar dengan cara kreatif dari berbagai sudaut pandang yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk sebelum melakukan segmentasi pasar, kita harus lebih dahulu mengetahui market (pengenalan market) sehingga mendapatkan detail kebutuhan pkonsumen yang dapat dijadikan sebagai modal pengetahuan untuk melihat niche market (celah pasar).

Tahap kedua dari pengenalan market, Rasulullah SAW melakukan pengenalan yang mendalam, yang memungkinkan nabi untuk mengetahui bagaimana pola pendekatan yang harus dilakukan baik secara kelompok pasar maupun individu masyarakat (segment of one). Sehingga goal pada akhirnya adalah beliau dapat memasuki semua segmen secara spesifikasi dibagi menjadi status social, kebiasaan dan tingkatan usia dari berbagai kalangan. Cara seperti inilah yang pada saat itu belum terpikirkan oleh para pengusaha manapun.

Dengan melakukan pendekatan secara personal, Rasulullah mengajarkan kepada kita bukan hanya dapat menjual saja tetapi juga dapat lebih meningkatkan potensi dan pengembangan pasar (penetrasi). Salah satunya dengan mendekatkan diri kepada konsumen, dimana kedekatan ini meminimalisisrkan gap untuk lebih menggali apa saja yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga terciptalah kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction).

Sobat pengusaha, apakah anda sudah membuat atau meninjau ulang kembali produk atau jasa anda kepada segmen pasar yang tepat sasaran? Kalau sudah, selamat melakukan penetrasi pasar anda!

sumber :
http://www.pengusaharindusyariah.com/artikel-bisnis/253-segmentasi-untuk-penetrasi-serial-mind-share-1.html Selengkapnya...

Pengusaha perlu persisten !

Jenis makanan apa itu persisten? Yup, persisten bukanlah sejenis onde-onde, ataupun kue-kue yang biasa di jual di pasar tradisional. Persisten berasal dari bahasa Inggris persistence yang memiliki arti kualitas kepribadian kuat (kemauan kuat) untuk melakukan sesuatu hal atau mencapai sesuatu sampai berhasil. Nah, kalau belum juga berhasil, berarti belum lah persisten. Seseorang yang memiliki karakter persisten tidak segan untuk mencoba dan mencoba lagi, seberapa berat pun rintangan dan tantangan yang akan dihadapi kelak.

Semisal Abdurrahman Bin Auf yang merupakan sosok sahabat Rasulullah SAW yang terkenal dengan kemandiriannya dalam berbisnis atau berwira usaha. Ketika hijrah ke Madinah, Abdurrahman Bin Auf dipersaudarakan dengan Sa’ad Bin Rabi’ Al Anshori, salah seorang kaya yang pemurah di Madinah. Dimana pada saat itu, Abdurrahman pernah ditawari Sa’ad untuk memilih salah satu dari dua kebunnya yang sangat luas. Tapi Abdurrahman menolaknya, Ia hanya minta kepada Sa’ad ditunjuki lokasi pasar di Madinah. Juga ditawari seorang istri dari dua istri yang dimiliki Sa’ad dan Ia pun juga menolaknya. Sampai saat ini, kita melihat sosok Abdurrahman Bin Auf sebagai pribadi yang sukses dengan karakter bisnis atau entrepreneurship yang patut diteladani. Disamping memiliki ketajaman bisnis yang menunjukkan sisi profesionalitasnya juga akhlaq yang merupakan cermin kepribadian seorang muslim yang persisten.

Mari kita lihat Dr. Mehmet Oz, seorang dokter Muslim yang merupakan ahli bedah paling popular di dunia. Secara persisten beliau menekuni bidangnya, sehingga saat ini Dr. Oz masuk dalam jajaran 100 Tokoh Dunia paling berpengaruh versi Majalah Time.

Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh muslim yang sukses dengan sikap persistennya.

Lalu bagaimana dengan Anda sebaga Pengusaha?

Tentu saja para pelaku usaha pun sangat perlu dalam bersikap persisten. Sikap persisten (keuletan, kegigihan, ketekunan, kegigihan) telah mengantar banyak orang meraih apa yang mereka cita-citakan di berbagai bidang. Sesuai dengan janji Allah SWT menjamin orang-orang yang berikhtiar di jalan yang benar seperti dalam ayat al-Qur’an :

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. QS. al-’Ankabut (29) : 69

Ada Segelintir orang-orang yang memilih untuk berjuang sampai ke puncak panggung kesuksesan, tapi ada juga yang memilih untuk hidup biasa-biasa saja. Silahkan, anda mau pilih yang mana? Banyak sekali yang bisa kita perbuat untuk ummat, hidup ini singkat dan terlalu berharga untuk dibuat datar begitu saja.

sumber :
http://www.pengusaharindusyariah.com/artikel-bisnis/252-pengusaha-perlu-persisten.html Selengkapnya...

Awas, Marketing Gombal

“Jauhilah oleh kalian semua sumpah-sumpah dalam berdagang, karena ia akan membuat laris dagangan, tetapi akan menghilangkan keberkahan laba.” (HR. Muslim)

Ketika semua orang bilang, produk saya nomor satu, produk saya yang terbaik, produk saya yang lebih unggul. Jangan membeli produk ini atau itu …

Apakah anda percaya?

Hmm, belum tentu … mungkin anda akan berkata “Anda mungkin sedang menggombal?”

Gombalan tersebut bisa jadi benar ataupun tidak. Andapun boleh percaya ataupun tidak.

Sungguh lumrah, marketing gombal pun saat ini bertindak bukan hanya untuk mempromosikan / menawarkan kualitas produknya yang baik, tetapi mendeskripsikan produk lain dengan hal yang tidak semestinya, hal ini sangat bertolak belakang dengan ajaran Rasul sebagai berikut :

“Seorang Muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, dia tidak boleh mendzaliminya, tidak pula menyerahkannya (kepada musuh).” (Muttafaqun ‘alaih)

Pada masa Nabi Muhammad SAW, beliau seringkali melihat berbagai strategi promosi para pedagang di pasar-pasar Jazirah Arab. Ada yang menjual dengan mengumbar keunggulan produk dengan berbohong, dan ada pula yang menjual dengan cara memaksa. Lalu, Nabi SAW memperingatkan kaum muslim dan mencotohkan melaksanakan prinsip kejujuran.

Dalam aktivitas bisnis, beliau selalu jujur dalam menjelaskan keunggulan dan kelemahan produk yang dijualnya dan tidak menjelek-jelekan produk pedagang lain. Ternyata prinsip transparasi beliau itu menjadi pemasaran yang efektif untuk menarik para pelanggan. Para pelanggan diajak untuk mencari informasi yang sesuai dengan barang atau produk yang dibutuhkan. Beliau juga mencintai para pelanggannya seperti mencintai dirinya sehingga selalu melayani mereka dengan sepenuh hatinya dan selalu membuat mereka puas atas layanan beliau. Dengan kata lain, beliau melaksanakan prinsip manajemen bisnis modern yaitu kepuasan pelanggan (customer satisfaction), pelayanan yang unggul (service exellence), kemampuan mengedukasi pelanggan dengan berbagai informasi positif, efisiensi, transparansi (kejujuran), persaingan yang sehat dan kompetitif.

Saat era kapitalisme sekarang, tidak sedikit para pebisnis yang bermain-main dengan bisnisnya dengan menghalalkan cara-cara yang bersifat duniawi, terlebih masalah etika dalam melakukan promosi. Untuk itu perlu adanya suatu tindakan revolusioner sebagai pebisnis sejati yang bukan hanya seolah meniru kearifan bisnis Rasulullah SAW, melainkan perlu adanya pemikiran yang mengedukasi bahwa hal ini sangat perlu dilakukan untuk mencapai keberkahan dan mengulang kembali kejayaan Islam yang terjadi di masa lampau dimana Islam adalah agama yang menempatkan ekonomi sebagai salah satu kekuatan ummat.

sumber :
http://www.pengusaharindusyariah.com/artikel-bisnis/234-awas-marketing-gombal.html Selengkapnya...

Jebakan Mindset dalam Bisnis!

esungguhnya perkara yang halal itu sudah jelas dan perkara yang haram juga sudah jelas. Diantara keduanya adalah hal-hal yang meragukan (syubhat), yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Barangsiapa bisa menjaga dirinya dari hal-hal yang syubhat itu, berarti dia telah memelihara agama dan kehormatannya. Sementara barangsiapa yang terjatuh ke dalam hal-hal yang syubhat, berarti dia telah terjatuh ke dalam hal-hal yang haram sebagaimana seorang pengembala yang menggembala di sekitar daerah terlarang, dimana dikhawatirkan hewan gembalaannya merumput ke daerah terlarang itu. Katahuilah bahwa setiap penguasa memiliki wilayah terlarang, dan wilayah terlarang Allah adalah hal-hal yang telah Dia haramkan. (Muttafaqun ‘alaih)

Saya pernah beberapa kali mendengar ungkapan dari beberapa kalangan masyarakat yang menyebutkan bahwa, “Mengais rezeki dari Allah yang haram saja sulit, apalagi yang halal!”.

Nah Lho, Ada apa ini? Yup, Tanpa disadari hal tersebut seolah-olah sudah me-mind set mereka untuk melakukan cara apapun dalam bekerja atau berdagang (usaha). Yang penting “Asal dapat duit”, apapun itu dilakukan, sehingga terjebak dalam praktek-praktek yang bertentangan dengan aturan yang syar’i.

Dalam hadits diatas, Nabi Muhammad SAW secara bijak telah memberikan pesan agar tidak memasuki wilayah terlarang, tentunya hal ini sudah digariskan oleh Allah SWT.

Banyak kasus praktek “ASAL-ASAL-an” ini biasanya disebabkan oleh dua hal, yang pertama yaitu penjualan produk barang atau jasa yang tidak kunjung laku dan diterima di pasaran. Yang kedua adalah ingin segera mendapatkan keuntungan banyak dalam waktu yang relatif singkat. Jadi dalam kaitannya untuk menyelesaikan masalah tersebut dipilihlah jalan singkat yang ternyata bisa menyesatkan diri sendiri dan juga konsumen. Otomatis praktek seperti itu membuat bisnis kita menjadi bisnis yang tidak berkah. Dan kalau tidak berkah, tentunya bisnis tersebut tidak akan langgeng.

Mari kita sedikit menganalisa, produk dan jasa anda tidak laku biasanya dikarenakan karena cara marketing anda. Semisal apabila produk atau jasa anda tidak terlalu baik tapi jika jika marketing anda baik maka produk atau jasa anda akan laku di pasaran. Terlebih apabila produk yang bermutu dikawinkan dengan teknik marketing yang mumpuni. Jawaban yang Simple bukan? Ya, caranya memang simple namun kita harus detail untuk mendapatkan hasil yang maksimal, karena untuk membuat bisnis yang solid perlu team yang solid juga, untuk menciptakan produk yang laku kita harus melihat kebutuhan pasar, kemudian ide tersebut dituangkan dalam produk dan jasa yang akan diciptakan, lalu untuk menciptakan produk atau jasa yang baik perlu proses produksi (operasional) yang baik pula, Setelah jadi produk atau jasa maka perlu strategi marketing yang mendukung citra produk agar mudah diingat dan diterima konsumen, Agar diterima konsumen perlu proses edukasi yang berkesinambungan. Setelah edukasi maka perlu dibuat penawaran kepada konsumen agar konsumen tahu benefit dari produk dan jasa sehingga memutuskan pembelian. Nah, proses pembelian ini tentunya kita harapkan dapat terus menerus, maka perlu lah pelayanan purna jual sehingga silaturahmi antar produsen dan konsumen tetap terjaga. Kalau silaturahmi sudah terbina, Insya Allah rejeki tidak akan lari kemana!

Tanpa perlu pusing memikirkan prosesnya lagi, Jebakan Mindset dapat diobati dengan mudah apabila kita menjiplak secara menyeluruh strategi bisnis Nabi Muhammad yang sudah pasti terbukti berhasil diterima masyarakat pada masanya dan bahkan samapi dengan saat ini. Berikut beberapa ajaran Rasulullah yang dapat me-refresh pikiran kita, yaitu :

1. Memiliki Visi Bisnis yang Mulia

Visi yang dilakukan Nabi Muhammad dalam berbisnis yaitu, dengan dimensi spiritual, dimana bukan hanya memperbesar laba saja tetapi memiliki dimensi Sedekah, Zakat, Infak yang besar pula, Menjalin silaturahmi dengan siapapun, Mengembangkan empati dan sinergi binsis dengan siapapun. Pebisnis spiritual tidak berkantung kepada siapapun kecuali Allah SWT, dia tidak terpengaruh oleh turun naiknya kurs mata uang, tidak terpengaruh juga oleh ketakutan akan persaingan bisnis. Dalam benaknya ia yakin Allah selalu melindungannya.

2. Tidak zalim terhadap konsumen dan orang-orang yang bekerja di dalamnya.

Secara logika orang zalim akan bangkrut karena apabila ia berbuat zalim dan orang-orang yang tidak dizalimi tidak ridha kepadanya maka akan datang celaka bahwa Allah akan mentransfer dosa-dosa orang-orang yang dizalimi

Dalam hadits disebutkan :

Barangsiapa yang mempunyai barang-barang dari hasil mendzalimi saudaranya, maka hendaknya dia meminta kerelaannya dari saudaranya itu. Sebab kelak disana (akhirat), dinar dan dirham, tidak berguna lagi, sebelum kebaikan (pahalanya) diberikan kepada saudara yang dizaliminya itu. Apabila dia tidak mempunyai kebaikan (pahala), maka dosa-dosa saudaranya itu diambil, lalu dilemparkan kepadanya. (HR. Bukhari)

Hal ini sangat memberi kita pembelajaran yang berharga bahwa sungguh tidak baik apabila kita tidak memberikan hak konsumen untuk mengetahui produk kita dengan selain menyebutkan benefit dan nilai, kita juga dapat menyebutkan secara jujur kekurangan produk kita untuk disikapi konsumen. Dalam kaitannya juga ini merupakan salah satu cara memudahlkan pelanggan seperti yang disebutkan dalam hadits :

Allah memasukkan ke dalam surge seseorang yang mempermudah urusan ketika dia menjadi penjual, atau ketika ia menjadi pembeli, atau ketika ia menjadi hakim, atau ketika ia menjadi terdakwa. (HR Ahmad)

3. Menjual Barang Yang Halal Saja

Disebutkan dalam hadits :

Sesungguhnya jika Allah telah mengharamkan sesuatu, maka (dengan otomatis) Dia juga mengharamkan hasil penjualannya. (HR. Ahmad)

4. Jangan Menjual Hal Yang Tidak Jelas

Disebutkan dalam hadits :

Ibnu Abbas ra. Menyampaikan bahwa Rasulullah SAW melarang jual beli buah-buahan yang belum masak (yang masih ada di pohonnya), bulu domba yang menempel di badannya, dan susu yang masih dalam tetek binatang. (HR At-Thabrani dan Daruquthni)

Dewasa ini banyak prektek ijon yang berspekulasi membeli hasil pertanian yang belum dipanen. Apabila ia membayar hasil panen itu dan ternyata hasilnya melebihi perkiraan, tentu ia akan untung. Namun apabila sebaliknya hasil pertanian terkena hama sehingga jauh dari dugaan maka tentu petani yang akan untung. Islam jelas-jelas melarang praktek-praktek bisnis yang tidak saling menguntungkan karena berbau judi atau untung-untungan (maisir).

5. Menjual Dengan Harga Yang Layak

Disebutkan dalam hadits :

Seorang wanita bertanya kepada Rasulullah SAW : “Saya seorang pedagang. Apabila saya membeli sesuatu, saya menawarnya lebih rendah dari harga yang saya kehendaki. Lalu saya naikkan harganya sesuai dengan keinginan saya. Sebaliknya, jika menjual sesuatu, saya menawarkannya dengan harga yang lebih tinggi dari harga yang saya kehendaki. Kemudian, saya turunkan sedikit demi sedikit sehingga mencapai harga yang saya inginkan”.

Rasulullah SAW bersabda : “Jangan engkau lakukan itu. Apabila engkau hendak membeli sesuatu, maka tawarlah dengan harga yang engkau berikan atau engkau tolak. Jika engkau menjual sesuatu, tawarlah dengan harga yang ingin engkau berikan, atau engkau tolak”. (HR. Ibnu Majah)

6. Menghindari Keserakahan dan Sifat Culas

Tidak ada seseorang yangmemonopoli perdagangan, kecuali dia termasuk orang yang salah. (HR Muslim)

Orang yang suka mengolok-olok, mencaci maki, dan bersikap sombong akan masuk neraka, semua sifat itu tidak akan berkumpul pada diri seorang Muslim. (HR Ath-Thabrani)

7. Mengajak Orang lain Untuk Berbisnis Yang Maslahat

Disebutkan dalam hadits :

Abu Hurairah ra. Mengungkapkan, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa membebaskan seorang Muslim dari jual-beli yang mengakibatkan penyesalan, kelak Allah akan membebaskan dia dari segala dosanya. (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Ketujuh hal diatas semoga bisa me-refresh pola bisnis kita menjadi hal yang lebih baik. Apabila kita konsisten menjalankan ajaran Bisnis Nabi bukan musatahil rejeki dan ridha Allah SWT akan bersama kita selalu. Mari selamatkan bisnis kita dari mindset yang menjebak!


sumber :
http://www.pengusaharindusyariah.com/artikel-bisnis/237-jebakan-mindset-dalam-bisnis.html Selengkapnya...

MEMILIH SDM TEPAT dan HANDAL

Setelah Fathu Makkah atau yang biasa dikenal dengan pembebasan Kota Makkah, Rasulullah SAW memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan adzan.

Maka Bilal-lah yang mengumandangkan adzan untuk pertama kali. Pada saat itulah kafir Qurays mulai mengejek dan mencemooh suara Bilal. Diantaranya adalah Abu Mahdzurah (Al-Jamhi Salmah bin Mu’ayyar). Dia adalah orang kafir Qurays yang suaranya paling bagus diantara mereka.

Tatkala itu Abu Mahdzurah mengeraskan suara adzannya dengan nada penuh ejekan. Rasulullah SAW mendengarnya dan memerintahkannya untuk terus mengumandangkan adzan. Kemudian Rasulullah SAWberdiri di depannya. Abu Mahdzurah mengira bahwa dia akan dibunuh. Akan tetapi, Rasulullah SAW justru mengelus kepalanya dengan kedua tangannya yang mulia.

Abu Mahdzurah mengatakan, “Kejadian itu membuat hatiku dipenuhi dengan keimanan dan keyakinan. Dan aku tahu Muhammad adalah benar-benar Rasulullah.”

Setelah itu, Rasulullah SAW mendiktekan dan mengajarkan adzan kepadanya. Kemudian memerintahkannya adzan bagi penduduk Makkah, padahal umurnya ketika itu baru enam belas tahun[1].

Seperti yang diajarkan oleh Rasulullah dalam kasus di atas bahwa, dalam suatu perkara khusus perlu dilakukan oleh orang-orang pilihan yang sesuai (The Right Man on The Right Job). Pemilihan sesorang yang tepat bukan didasarkan pada hawa nafsu, kedekatan atau faktor-faktor pribadi lainnya. Begitu juga dalam berbisnis, Bisnis yang baik adalah bisnis yang dilakukan atas dasar pengambilan keputusan yang cermat, ke-profesionalan para pelakunya, sekaligus jiwa spiritual sebagai jiwa untuk meniscayakan sukses dalam berbisnis.

“Apabila amanat disia-siakan, tunggulah kehancurannya.” Seorang sahabat bertanya, “Apa yang dimaksud menyia-nyiakan amanat ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Apabila diserahkan suatu pekerjaan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya.” (HR. Bukhari)

Note:

[1] Fathu Makkah, Syuqi Abu Khalil, dikutip dari Asalib ar-Rasul fi at-Tarbiyyah, asy-Syaikh Najib Khalid al-Amir, al-Busyra al-Islamiyayah, Kuwait, cetakan pertama, hlm. 4. (Abdul Jawwad, Muhammad. 2009. Rahasia Sukses Manajemen Rasulullah. Surakarta : Ziyad Visi Media)

sumber :
http://www.pengusaharindusyariah.com/wirausaha/236-memilih-sdm-tepat-dan-handal.html
Selengkapnya...

Bisnis yang siap Lepas Landas !

Anda pernah mengenal istilah BISNIS LING-LUNG? Hmm, atau pernah dengar BISNIS ALA MAFIA? Atau yang lebih seru lagi, yaitu BISNIS ROBIN HOOD?

Supaya tidak penasaran, mari kita ulas satu persatu. Yang pertama adalah BISNIS LING-LUNG. Sebuah istilah yang digunakan untuk orang-orang yang menganggap bahwa “bisnis ya mbok bisnis aja, jangan pake urusan agama deh” … Lho kenapa tidak bisa sinergi? Untuk segelintir orang penganut BISNIS LING-LUNG, sulit rasanya bisnis dengan agama dapat disatukan. “Bisnis adalah bisnis, kalau mau mengedepankan agama, jadi pendeta atau biarawan saja!”. Itulah makna dari BISNIS LING-LUNG yang mereka kategorikan kalau bisnis adalah salah satu aliran kiri, agama itu adalah aliran kanan.

Kedua, BISNIS ALA MAFIA. Namanya saja sudah mafia, mereka berbisnis dengan cara-cara duniawi, tidak segan-segan ber-KKN (Kolusi, Korupsi, Nepotisme) dan melakukan berbagai tindakan yang tidak etis lainnya. Mereka tidak malu lagi berbuat hal seperti itu, karena hampir sebagian besar pebisnis pernah melakukannya. Dan kalau tidak begitu, mereka dianggap bukan pebisnis sejati. Jadi segala cara dilakukan yang penting bisnisnya “laris manis tanjung kimpul, alias dagangan manis duitnya kumpul”.

Ketiga, BISNIS ROBIN HOOD. Bisnis dimana cara apapun boleh dilakukan, mulai dari menyuap, boleh menerima hasil korupsi, dan lain sebagainya tapi uangnya bermaksud disumbangkan lagi untuk kegiatan CSR-nya (Corporate Social Responsibility atau kegiatan-kegiatan kemanusian), dan atau setiap acara keagamaan, dengan maksud mencari simpati orang-orang banyak.

Waduh Bisnis opo mene? Meskipun banyak sekali variasi redaksi bahasa dan praktek-prakteknya, tentu para praktisi bisnis yang sudah berpengalaman minimal sudah pernah menyaksikan dengan mata kepala sendiri bukan? Tentunya saat ini kita sepakat membangun sebuah pondasi yang kuat dan setidaknya bagi para businessman pemula bisa menghindari berbagai hal di atas dengan konsep yang Syar’i, sebagai berikut :

1. Menanamkan bahwasanya Allah SWT akan melihat hal apa saja yang kita lakukan

Tersirat jelas dalam salah satu ayat Al-Quran :

Dan katakanlah "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS. Attaubah 9 : 105)

2. Niat Ikhlas Bekerja/Berbisnis Karena Allah SWT

Hal ini berarti ketika bekerja/berbisnis kita harus selalu bersemangat karena Allah, sekali lagi niatan utamanya adalah karena Allah SWT, tidak ada yang lain. Karena hal ini sebagai kewajiban dari Allah yang harus dilakukan oleh setiap hamba.

‘Sesungguhnya diantara dosa-dosa itu, terdapat satu dosa yang tidak dapat dihapuskan dengan shalat, puasa, haji dan umrah.’ Sahabat bertanya, ‘Apa yang dapat menghapuskannya wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Semangat dalam mencari rizki.’ (HR. Thabrani)

Bersemangatlah dan mulai aktivitas pekerjaan kita dengan dzikir kepada Allah.

3. Bersikap jujur dan amanah

Praktek jujur dan amanah dalam bekerja diantaranya adalah dengan tidak mengambil sesuatu yang bukan menjadi haknya, tidak curang, objektif dalam memandang permasalahan, dll. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:

Seorang pebisnis yang jujur lagi dapat dipercaya, (kelak akan dikumpulkan) bersama para nabi, shiddiqin dan syuhada’. (HR. Turmudzi)

4. Itqan, sungguh-sungguh dan profesional

Semulia apapun Visi dan Misi usaha kita, tidak akan selesai apabila tidak dikerjakan secara tuntas dan sungguh-sungguh, bekerja setengah-setengah dan sampai dengan tuntas menjadi ciri dan atau pembeda antara ummat yang taat dan tidak.

Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang apabila ia bekerja, ia menyempurnakan pekerjaannya. (HR. Tabrani)

Motivasi bekerja juga semakin membuat kita berbisnis dengan penuh harapan kepada Allah, seperti yang dijanjikan Allah SWT pada hadits berikut :

Barang siapa yang sore hari duduk kelelahan lantaran pekerjaan yang telah dilakukannya, maka ia dapatkan sore hari tersebut dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT. (HR. Thabrani)

5. Selalu menjaga etika sebagai seorang muslim

Pepatah mengatakan, teko akan mengeluarkan jenis air sesuai isinya. Tata krama yang keluar dari mulut kita adalah cerminan dari siapa diri kita, begitu juga dengan bisnis. Konsep muamalah yang ditawarkan Rasulullah adalah Bisnis syar’i sesuai ajaran Islam yang penuh keberkahan, dalam bekerja pun juga harus memperhatikan adab dan etika sebagai seroang muslim, seperti etika dalam berbicara, menegur, berpakaian, bergaul, berhadapan dengan para pelanggan, rapat, dan sebagainya. Bahkan akhlak atau etika ini merupakan ciri kesempurnaan iman seorang mu'min. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda :

Sesempurna-sempurnanya keimanan seorang mu’min adalah yang paling baik akhlaknya (HR. Turmudzi)

6. Tidak melanggar prinsip-prinsip syariah

Aspek lain dalam etika bekerja dalam Islam adalah tidak boleh melanggar prinsip-prinsip syariah dalam pekerjaan yang dilakukannya. Semisal dari sisi dzat atau substansi dari pekerjaannya, seperti memporduksi tidak boleh barang yang haram, menyebarluaskan kefasadan (seperti pornografi), mengandung unsur riba, maysir, gharar dsb. ataupun dari sisi penunjang yang tidak terkait langsung dengan pekerjaan, seperti membuat fitnah dalam persaingan, tidak menutup aurat, dsb.

Hai orang-orang yang beriman, ta`atlah kepada Allah dan ta`atlah kepada rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu. (QS. Muhammad, 47 : 33)

7. Menghindari syubhat

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda, "Halal itu jelas dan haram itu jelas, dan diantara keduanya ada perkara-perkara yang syubhat. Maka barang siapa yang terjerumus dalam perkara yang syubhat, maka ia terjerumus pada yang diharamkan..." (HR. Muslim)

Adanya syubhat dalam bisnis atau sesuatu yang meragukan dan samar antara kehalalan dengan keharamannya. Seperti seperti bekerja sama dengan pihak-pihak yang secara umum diketahui kedzliman atau pelanggarannya terhadap syariah, dsb.

8. Menjaga silaturahmi (Ukhuwah Islamiyah)

Menjaga perasaaan orang lain, tidak saling curiga, su'udzon, dsb adalah sesuatu hal yang tidak dibenarkan dalam Islam, karena hal ini dapat merusak silaturahmi, terlebih mengenai bisnis yang sensitif berkaitan dengan uang dan kepercayaan

Prinsip di atas adalah beberapa konsep yang harus segera dipraktekan untuk menjadikan bisnis yang sehat dan apapun bisnisnya (asal syar’i) pasti siap lepas landas meski tidak harus bermodal segudang pengalaman berbisnis. Modalnya cukup punya Visi dan Misi diatas ditambah selalu ikhtiar dan istiqomah, Insya Allah pasti mendapat cintanya Allah dan hanya tinggal menunggu waktu untuk mencapai kesuksesan yang dijanjikan Allah SWT. Dalam sebuah riwayat dikemukakan bahwa, "Pada suatu saat, Saad bin Muadz Al-Anshari berkisah bahwa ketika Nabi Muhammad SAW baru kembali dari Perang Tabuk, beliau melihat tangan Sa'ad yang melepuh, kulitnya gosong kehitam-hitaman karena diterpa sengatan matahari. Rasulullah bertanya, 'Kenapa tanganmu?' Saad menjawab, 'Karena aku mengolah tanah dengan cangkul ini untuk mencari nafkah keluarga yang menjadi tanggunganku." Kemudian Rasulullah SAW mengambil tangan Saad dan menciumnya seraya berkata, 'Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka'" (HR. Tabrani)

So, kenapa harus pakai bisnis cara konvensional kalau ada konsep bisnis menjanjikan yang bergaransi langsung dari Allah?

Oleh : Risky Irawan, SE
email : riskyirawan.wi@gmail.com

sumber
http://www.pengusaharindusyariah.com/wirausaha/232-bisnis-yang-siap-lepas-landas-.html Selengkapnya...

Misi Ganda ... Tentang sebuah cita-cita dan Idealis

“Aku berada dalam sangkaan hamba-Ku tentang Aku, dan Aku bersama-nya ketika ia menyebut Aku. Bila ia menyebut Aku dalam dirinya, Aku menyebut dia dalam Diri-Ku. Bila ia menyebut Aku dalam khalayak, Aku menyebut dia dalam khalayak yang lebih baik dari itu. Bila ia mendekat kepada-Ku satu jengkal, Aku mendekat kepadanya satu hasta. Bila ia mendekat kepada-Ku satu hasta, Aku mendekat kepadanya satu depa. Bila ia datang kepada-Ku berjalan kaki, Aku datang kepadanya berlari-lari”. (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ibn Majah, At-Tirmidzi, Ibn Hanbal)

Sebuah Visi, Sebuah Pengharapan dan Berbagai Misi, itulah yang akhirnya saya buat ketika tahun 2005. Sebuah Visi abstrak dimana saya ingin menjadi orang yang bisa berbuat sesuatu ... Ya, sesuatu. Entah apalah itu bentuknya. Yang jelas, sesuatu yang bisa membuat saya sukses dalam suatu bidang.

Saya tidak ingin menjadi orang yang hampa...
"ZERO",

Sampai pada suatu kesempatan di tahun 2005, berawal dari keinginan beberapa orang teman untuk mengembangkan kemampuannya dengan menciptakan suatu karya dengan menjadi panitia pembuatan Buku Tahunan dan Video Dokumenter untuk kelulusan salah satu SMA Negeri di Kota Bogor, kami berupaya unjuk gigi. Dengan berusaha eksis menunjukkan kompetensi yang tidak kami dapat di sekolah. Alhamdulillah setiap step berhasil kami lewati, sampai akhirnya karya kami cukup disukai oleh teman-teman seangkatan. Kami putuskan untuk melanjutkan kebersamaan tersebut hingga muncul-lah sebuah team dengan nama Clip_Production yang bergerak dalam bidang design, printing dan video shooting. Kisah manis ini berlanjut hingga dua tahun kedepan. Hanya dua tahun, sampai saya memutuskan untuk keluar dari Clip_Production (2007), sebuah keputusan yang cukup berat rasanya karena harus memilih prioritas yang keduanya sangat urgent. Pilihan sulit antara harus menyatukan dua organisasi mahasiswa tertinggi di kampus yang harus sesegera mungkin dilakukan karena berpotensi menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan atau konsentrasi di team yang mulai menapaki dunia profit oriented. Dan akhirnya saya pilih dunia keorganisasian dikampus yang sama sekali bertolak belakang dengan apa yang saya lakukan, dunia yang 100% bernafaskan keikhlasan untuk mengabdi.

,,,
Alhamdulillah sebuah misi yang diemban selama satu peride tersebut berakhir dengan manis (Mei 2008), seketika itu saya tidak bisa terlena begitu saja... Ternyata saya sadari ada banyak Misi yang luar biasa yang mulai menghantui saya ...
Misi dimana harus mencari masa depan yang pasti ... masa depan yang harus dipersiapkan dari sekarang, apalagi sebelum lulus kuliah ...

Jalan terang itu selalu ada, ya selalu ada untuk orang-orang yang berikhtiar. Maha Pemberi Cahaya memberikan kuasanya, beberapa hari saya Menyodorkan ijazah SMA saya sambil melampirkan surat keterangan tahun terakhir berkuliah, akhirnya saya memiliki kesempatan untuk bekerja di salah satu perusahaan Terbuka terkemuka (juni 2009). Sekali lagi step by step bisa saya lalui, mulai dari hanya sebagai data entry (Juni-Oktober 2008), sampai ditempatkan ke bagian marketing yang hanya satu minggu langsung didepak karena mencoba melakukan komunikasi dengan customer yang dianggap salah meski sesuai dengan disiplin ilmu yang pernah saya pelajari ... dan akhirnya saya ditampung di bagian finance (Nov 2008) oleh seorang pimpinan yang cukup mengerti apa yang saya lakukan ternyata benar. Alhamdulillah ya Allah, Terima kasih Pa' Franky untuk kesempatannya.

Manusia yang tidak pernah puas dengan apa yang dilakukannya. Astagfirullah ...
ketika itu saya merasa tidak tertantang dengan pekerjaan itu,,,sambil bekerja, saya berusaha untuk tetap konsisten kembali dengan impian, yaitu mengembangkan potensi dengan powerfull, karena keinginan teman-teman yang terus meng-influence saya tetap bersama berikhtiar membangun potensi diri. Subhanallah sekali memiliki teman-teman seperti mereka, poligami pekerjaan membuat saya tidak nyaman, hingga saya putuskan kembali untuk resign (April 2009) ... dan memutuskan untuk fokus dengan teman-teman yang hampir dua tahun lamanya bersolo karir dengan kesibukan masing-masing ...

Kerinduan untuk membuat banyak karya yang berdikari ... kerinduan akan adanya karya yang berguna untuk orang banyak ... Alhamdulillah, Allah selalu memberikan cahayanya di tengah impian yang selalu menggebu dan meyakini impian itu akan terwujud (Wallahu Alam) ...

Seiring dengan bertambahnya pengalaman dalam proses pendewasaan, kami merasa perlu menyiapkan juga suatu sistem manajamen terpadu agar dapat mempersiapkan tim ke tingkat yang lebih bisa bersaing dengan industri jasa. Atas dasar itu per 4 November 2008, Secara resmi nama Clip_PROduction berubah menjadi Green Technomedia...

Keinginan itu terus menggebu ... dan lucunya, saya tetap merasa kurang ... serasa 24 jam masih memiliki banyak waktu bersisa. Ada pertentangan yang selalu saya pertanyakan sampai dengan saat ini. Apakah saya orang yang sombong? ataukah saya harus bersyukur karena selalu ingin mengoptimalkan waktu?
Ah, saya tidak ingin berpanjang lebar, saya hanya perlu selalu bersyukur kepada Allah SWT ...

Alhamdulillah ... banyak sekali kesempatan yang Allah berikan, hingga akhirnya Allah memberikan kesempatan saya melalui orang-orang terdekat untuk bisa menyampaikan sedikit ilmu Allah yang saya punya... Alhamdulillah saya dipercaya untuk mengajar beberapa mata pelajaran khusus di sekolah Madrasah Ibtidaiyah ... Kesempatan untuk menunjukkan kepada segelintir orang yang menganggap remeh pendidikan di Madrasah ... Kesempatan mengajar satu per satu bermunculan, dan sampai saat ini saya adalah salah satu orang yang dipercaya untuk menjadi pengajar di SMK Global Nusantara (Program pembelajaran kewirausahaan) dan Instruktur di Cyber Business School dengan Orientasi khusus Bisnis dan Manajemen, Kesempatan sebagai Trainer untuk menyampaikan pentingnya kepemimpinan dalam Enterpreneurship di berbagai acara juga berdatangan.

Subhanallah ...
Maka nikmat Allah mana lagi yang kamu dustakan?

Dan Alhamdulillah, ternyata dahaga itu "TEROBATI", kebahagiaan yang saya cari adalah pekerjaan dimana bisa mewujudkan keinginan untuk mensinergikan dunia Enterpreneur dengan Edukasi, dimana semangat untuk ber-enterpreneur harus bisa ditularkan kepada anak-anak dari sedini mungkin ... dan memberikan semangat enterpreneur dengan menjadi bagian dari orang-orang yang sukses di dunia tersebut.
Enjoy dan Fun, itulah yang saya rasakan ... tantangan untuk adil terhadap kedua pekerjaan inilah yang coba saya bangun,,, Insya Allah saya bisa... Terima kasih yang tak terhingga untuk keluarga saya, AF, sahabat-sahabat saya : terutama di Green Technomedia, kawan-kawan guru, rekan-rekan di CBS dan Ilmuwebsite.com, dll. Terima kasih atas kesempatannya kepada saya untuk memberikan yang terbaik...

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Mujaadilah : 11)
Selengkapnya...