Awas, Marketing Gombal

“Jauhilah oleh kalian semua sumpah-sumpah dalam berdagang, karena ia akan membuat laris dagangan, tetapi akan menghilangkan keberkahan laba.” (HR. Muslim)

Ketika semua orang bilang, produk saya nomor satu, produk saya yang terbaik, produk saya yang lebih unggul. Jangan membeli produk ini atau itu …

Apakah anda percaya?

Hmm, belum tentu … mungkin anda akan berkata “Anda mungkin sedang menggombal?”

Gombalan tersebut bisa jadi benar ataupun tidak. Andapun boleh percaya ataupun tidak.

Sungguh lumrah, marketing gombal pun saat ini bertindak bukan hanya untuk mempromosikan / menawarkan kualitas produknya yang baik, tetapi mendeskripsikan produk lain dengan hal yang tidak semestinya, hal ini sangat bertolak belakang dengan ajaran Rasul sebagai berikut :

“Seorang Muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, dia tidak boleh mendzaliminya, tidak pula menyerahkannya (kepada musuh).” (Muttafaqun ‘alaih)

Pada masa Nabi Muhammad SAW, beliau seringkali melihat berbagai strategi promosi para pedagang di pasar-pasar Jazirah Arab. Ada yang menjual dengan mengumbar keunggulan produk dengan berbohong, dan ada pula yang menjual dengan cara memaksa. Lalu, Nabi SAW memperingatkan kaum muslim dan mencotohkan melaksanakan prinsip kejujuran.

Dalam aktivitas bisnis, beliau selalu jujur dalam menjelaskan keunggulan dan kelemahan produk yang dijualnya dan tidak menjelek-jelekan produk pedagang lain. Ternyata prinsip transparasi beliau itu menjadi pemasaran yang efektif untuk menarik para pelanggan. Para pelanggan diajak untuk mencari informasi yang sesuai dengan barang atau produk yang dibutuhkan. Beliau juga mencintai para pelanggannya seperti mencintai dirinya sehingga selalu melayani mereka dengan sepenuh hatinya dan selalu membuat mereka puas atas layanan beliau. Dengan kata lain, beliau melaksanakan prinsip manajemen bisnis modern yaitu kepuasan pelanggan (customer satisfaction), pelayanan yang unggul (service exellence), kemampuan mengedukasi pelanggan dengan berbagai informasi positif, efisiensi, transparansi (kejujuran), persaingan yang sehat dan kompetitif.

Saat era kapitalisme sekarang, tidak sedikit para pebisnis yang bermain-main dengan bisnisnya dengan menghalalkan cara-cara yang bersifat duniawi, terlebih masalah etika dalam melakukan promosi. Untuk itu perlu adanya suatu tindakan revolusioner sebagai pebisnis sejati yang bukan hanya seolah meniru kearifan bisnis Rasulullah SAW, melainkan perlu adanya pemikiran yang mengedukasi bahwa hal ini sangat perlu dilakukan untuk mencapai keberkahan dan mengulang kembali kejayaan Islam yang terjadi di masa lampau dimana Islam adalah agama yang menempatkan ekonomi sebagai salah satu kekuatan ummat.

sumber :
http://www.pengusaharindusyariah.com/artikel-bisnis/234-awas-marketing-gombal.html

0 komentar:

Posting Komentar